Suasana kemeriahan menyambut Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia terasa begitu hangat di Desa Banjardawa, Pemalang. Salah satu rangkaian acara yang paling dinantikan adalah pagelaran wayang kulit yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2024.
Mahasiswa KKN-T ikut serta dalam membantu pelaksanaan kegiatan tersebut, Pagelaran wayang kulit dibawakan oleh Ki Dalang Gandhik Soegino yang berasal dari Banyumas. Pagelaran tersebut berhasil memukau ratusan warga di Desa Banjardawa.
Alunan gamelan yang merdu dan alur cerita pewayangan, berhasil menyampaikan pesan “Sirnaning Angkara Murka” yang artinya Kejahatan akan sirna dengan munculnya kebaikan kepada para penonton.
Kehadiran mahasiswa KKN-T tidak hanya sekedar sebagai penonton. Mereka turut andil dalam membantu persiapan acara, mulai dari menata kursi, menyiapkan konsumsi, hingga membantu mengatur penempatan tamu undangan sebagaimana arahan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Kana Safrina Rouzi, M.Si, sewaktu pelepasan mahasiswa KKNT di desa Banjardawa.
Antusiasme mahasiswa KKN ini mendapat apresiasi dari Kepala Desa dan Perangkat Desa Banjardawa.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN-T Universitas Alma Ata yang telah ikut berpartisipasi dalam acara malam hari ini,” ungkap Bapak Sukandar sebagai Kepala Desa Banjardawa.
“Semoga kerjasama yang baik ini dapat terus terjalin hingga berakhirnya masa tugas KKN-T Universitas Alma Ata Yogyakarta.
“Kami sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam acara ini,” ujar Wheni
Suangga Torifa, ketua dari kelompok KKN-T yang bertugas di desa Banjardawa.
Dengan adanya acara tersebut tentunya menambah wawasan serta bekal kepada para mahasiswa KKN dimasa mendatang, sehingga dari momentum tersebut mahasiswa mendapatkan pembelajaran tentang sosialisasi, kerja sama, manajemen waktu dan lain sebagainya dalam wujud yang nyata.
Pagelaran wayang kulit yang diadakan di Desa Banjardawa bukan hanya sekedar kegiatan dalam menyambut HUT RI Ke-79, namun dapat menjadi salah satu bentuk pengenalan budaya dan kesenian kepada generasi mendatang.
Acara tersebut juga menjadi wujud harmonisasi masyarakat desa Banjardawa yang sangat mencintai budaya dan kesenian dilihat dari antusiasme para penonton menyaksikan pagelaran wayang kulit dari awal hingga akhir, serta banyaknya masyarakat yang berbondong-bondong hadir dalam acara tersebut.